80 Tahun Merdeka, Saatnya UMKM Menjadi Pencerah Ekonomi Bangsa
Cirebon — Indonesia bersiap menyambut 80 tahun kemerdekaannya pada 17 Agustus 2025.
Delapan dekade bukanlah usia yang singkat bagi sebuah bangsa. Selama itu pula, perjuangan tak hanya berlangsung di medan tempur, tetapi juga di medan ekonomi.
Dari era perdagangan rempah, masa kolonial, hingga era digital, bangsa ini selalu belajar satu hal: kemandirian ekonomi adalah syarat mutlak bagi tegaknya kedaulatan.
Jika dulu para pejuang angkat senjata, maka hari ini para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) adalah ujung tombak dalam menjaga kedaulatan ekonomi bangsa. UMKM telah terbukti menjadi penyelamat saat krisis moneter 1998, bertahan di tengah pandemi, dan kini menjadi motor penggerak lapangan kerja.
Namun, di balik peran besar itu, ada satu pertanyaan yang harus kita jawab bersama: "sudahkah UMKM kita berdaulat dan berdaya untuk benar-benar menjadi pencerah ekonomi bangsa?"
Belajar dari Semangat KH. Ahmad Dahlan
KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, pernah menekankan pentingnya agama untuk membimbing manusia dalam kehidupan nyata. Bagi beliau, iman tidak cukup hanya diucapkan, tapi harus diwujudkan dalam amal nyata yang memberi manfaat bagi sesama.
Salah satu ajaran penting KH. Ahmad Dahlan adalah tafsir ulang terhadap surat Al-Ma’un—yang menegaskan bahwa kepedulian pada fakir miskin, anak yatim, dan masyarakat lemah adalah esensi keberagamaan. Dari situlah Muhammadiyah berdiri, bukan hanya membangun masjid, tapi juga sekolah, rumah sakit, hingga lembaga sosial.
Spirit inilah yang seharusnya menjadi napas UMKM hari ini. Usaha bukan sekadar mencari untung, tetapi menjadi jalan ibadah, jalan pemberdayaan, dan jalan pencerahan.
Lahirnya Gerakan Ekonomi Muhammadiyah: Dari LP - UMKM hingga Serikat Usaha Muhammadiyah
Di tengah geliat kebangkitan ekonomi rakyat, Muhammadiyah melahirkan inisiatif baru: Lembaga Pengembangan UMKM Muhammadiyah (LP-UMKM) dan Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU),
SUMU hadir sebagai wadah kolaborasi usaha di lingkungan Muhammadiyah, menghubungkan para saudagar, pengusaha, dan pelaku UMKM untuk saling menguatkan.
LP-UMKM yang menjadi induk, adalah motor pengembangan kapasitas usaha mikro dan kecil, melatih SDM, membangun branding, hingga mendorong digitalisasi UMKM.
Dari sinilah lahir berbagai produk unggulan, termasuk ITMu (Inovasi Teknologi Muhammadiyah) yang membuka jalan bagi inovasi dan kemandirian teknologi. Produk-produk lokal berbasis komunitas ini membuktikan bahwa ekonomi umat bisa tumbuh jika ada ekosistem yang sehat.
UMKM Sebagai Pencerah Ekonomi Bangsa
Menjelang 80 tahun kemerdekaan, UMKM harus naik kelas. Tidak cukup hanya bertahan, tapi harus berani tumbuh, bertransformasi, dan berkolaborasi.
Ada beberapa kunci yang bisa dipetik dari perjalanan panjang bangsa dan semangat KH. Ahmad Dahlan:
1. SDM Unggul dan Berakhlak. UMKM butuh penguatan sumber daya manusia, bukan hanya mahir dagang tapi juga memiliki etos kerja Islami: jujur, amanah, dan profesional.
2. Digitalisasi dan Branding. Di era media sosial, produk tanpa identitas akan mudah tenggelam. Branding bukan soal logo semata, tapi bagaimana UMKM mampu bercerita tentang nilai, kualitas, dan manfaat produknya.
3. Kolaborasi. Seperti dulu para saudagar Nusantara membangun jaringan dagang dari pesisir ke pesisir, kini UMKM harus membangun jejaring lintas daerah, komunitas, bahkan lintas negara. SUMU dan LP-UMKM bisa menjadi motor penghubung ini.
4. Inovasi Produk. Produk lokal jangan hanya jadi "pengikut". UMKM bisa melahirkan karya-karya baru, termasuk berbasis riset dan teknologi. ITMu adalah bukti bahwa inovasi bisa lahir dari rahim gerakan sosial.
80 Tahun Merdeka: Momentum Kebangkitan Ekonomi Rakyat
Kemerdekaan Indonesia bukan hanya milik masa lalu, tapi juga masa depan. Jika dulu pahlawan berjuang merebut kemerdekaan politik, maka kini UMKM berjuang merebut kemerdekaan ekonomi.
Maka, menjelang 80 tahun Indonesia merdeka, mari kita jadikan UMKM bukan sekadar penyokong ekonomi, tetapi pencerah bangsa.
Pencerah, karena ia memberi harapan bagi jutaan keluarga kecil.
Pencerah, karena ia menjadi solusi atas pengangguran.
Pencerah, karena ia menghidupkan semangat gotong royong dan kemandirian.
KH. Ahmad Dahlan pernah berkata, “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah.”
Hari ini, pesan itu bisa kita maknai ulang: hidupkanlah UMKM, bukan hanya untuk mencari hidup, tapi untuk menghidupkan bangsa.
✍️ Kang Apik
Pemerhati UMKM & Konsultan Bisnis
Ketua LP UMKM dan Korda SUMU PDM Kabupaten Cirebon